BandungKita, BANDUNG – Ungkapan yang mengatakan usaha tidak akan menghianati hasil nampaknya layak disematkan pada Intan Muttoharoh. Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Galuh (Unigal) ini, kini tengah mengikuti Program Transfer Kredit di Fakulti Undang-Undang Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Program kredit transfer adalah kerjasama antara Unigal dengan berbagai universitas di luar negeri seperti Malaysia, Thailand, Jepang, Korea, Jerman, Belgia dan lainnya.
“Saya bisa kuliah di Malaysia Ini mengikuti Program Transfer Kredit, merupakan program dari lembaga kerja sama di Unigal namanya International Relation Office : Cooperation language service and culture (CLSC) untuk memberangkatkan mahasiswanya kuliah diluar negeri, saya di Malaysia ini selama 6 bulan dari September-Februari, berdua sama rekan saya Isyeu Febriyanti,” paparnya saat dihubungi melalui Whatsapp, Selasa (6/11/2018).
Intan bercerita, bahwa proses yang ia lalui untuk bisa ke Malaysia cukup sulit, lantaran harus mengikuti seleksi bersama 100 mahasiswa Unigal lainnya, yang terpilih ada 30, tes lagi tersisa 4 mahasiswa saja.
Kesulitan tak berhenti disana, dana yang biasanya diberikan Kemenristekdikti pun terhambat, pada 2017, kata Intan, Kemenristekdikti memberi dana masing-masing Rp 30 Juta, untuk 3 mahasiswa Unigal yang berangkat ke Thailand, namun hal itu tidak terlaksana pada tahun 2018.
“Namun untuk tahun 2018, meski secara persyaratan dokumen telah di terima di Malaysia dan Thailand, namun saya dan 3 orang rekan yang malah tidak dapat dana sama sekali dari Kemenristkdikti, padahal syarat sudah memenuhi. Lalu pihak Unigal menanyakan alasannya kenapa, pihak Kemensitekdikti beralasan sedang pemerataan, dan lagi dihelat asean games, disitu kami sempat putus asa,” kata Intan.
Bahkan, 2 orang rekannya justru memilih mundur dari program tersebut. Namun tidak bagi Intan. Ia Tak patah arang, tersisa intan dan satu temannya Isyeu, yang terus memutar otak, melakukan segala cara agar keinginannya mencari ilmu di negri tetangga tak hilang sia-sia, “saya berpikir lagi, sudah diterima di UKM kampus terbaik ke 4 se-asia tenggara dan ke rank-184 di dunia, masa mau di sia-siakan, masa ga diambil,” lanjutnya.
“Dari sana saya buat proposal sendiri untuk bantuan dana kuliah keluar negeri. Saya tengteng proposal ke berbagai perusahaan dan pihak-pihak yang menurut saya dapat membantu,” jelasnya, Intan sempat mengirim surel ke Bupati Ciamis, dan calon Bupati yang akan dilantik namun sayang tak ada tanggapan.
“Saya sudah coba mengirim surat atau e-mail ke petinggi Ciamis, sama bupati Pa Iing Syam Arifin (bupati periode 2014-2019), juga saya kirim email ke Pak Herdiat Sunarya (Bupati terpilih untuk periode 2019-2024) tapi nihil,” kisahnya.
Mengetahui hal tersebut, pihak kampus tak tinggal diam, mereka memberi sejumlah dana untuk membiayai Intan menimba ilmu di Negri Jiran. “Namun alhamdulillah, pihak kampus akhirnya merasa simpati dengan perjuangan saya cari biaya untuk menyelamatkan kerjasama dan kepercayaan juga dari universitas ke mitraan,” katanya.
“Alhamdulilah Unigal dan fakultas membantu setengah biaya yang jadi bekal saya untuk bertahan selama 6 bulan. Sisanya ditanggung oleh keluarga serta beberapa orang yang sangat baik hati. Saya percaya setiap usaha pasti ada hasilnya, saya yakin itu, saya percaya Allah SWT itu baik, Ia tidak akan memberikan suatu cobaan melebihi kemampuan hambanya,” kata Intan.
Kini, intan masih berada di Malaysia untuk 3 bulan kedepan, dalam waktu dekat dirinya akan mengunjungi Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) untuk tugas jurnalnya menganalisis mengenai sistem pendidikan dan hukum di SIKL “alhamdulilah juga saya bisa mengenalkan Unigal kepada lebih dari 15 negara di Universiti Kebangsaan Malaysia, saya mau ke SIKL juga, mau mempelajari bagaimana metode pendidikan dan hukumnya sehingga bisa mendirikan sekolah indonesia disitu,” pungkas dara yang menggemari literasi ini.
Dirinya berharap kepada pemerintah agar bisa lebih memperhatikan putra daerah yang akan mengharumkan nama bangsa, juga kepada para mahasiswa untuk terus belajar dan berkarya, “saya harap sih pemerintah baik pemkot, pemda, dan pusat lebih memperhatikan saja, buat teman-teman mahasiswa saya pesan jangan jadi mahasiswa yang merasa besar karena nama universitasnya tapi jadilah mahasiswa yang membesarkan nama universitasnya” pungkas putri pertama dari Bpk. Sersan Mumu Munawar dan Ibu Ida Nurlaela tersebut.***(Res)
Comment