BandungKita.id, BANDUNG – Kasus HIV/AIDS di Jawa Barat terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan sejak 2006 hingga Juni 2019, angka kasus HIV/AIDS di Jawa Barat meningkat drastis menjadi puluhan ribu kasus.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, kasus HIV di Jawa Barat mencapai 40.276 kasus. Sedangkan kasus AIDS mencapai 10.370 kasus. Data tersebut merupakan data per Juni 2019. Artinya jika diakumulasikan hingga September, angkanya bisa saja lebih dari angka tersebut.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan angka HIV/AIDS di Jawa Barat trennya terus meningkat sejak 2006 lalu. Dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat, Kota Bandung menjadi kota dengan kasus HIV/AIDS tertinggi di Jawa Barat.
“Tentu karena memang sebagai ibu kota Jawa Barat dengan populasinya tertinggi serta heterogenitas dan aktivitas sosial yang tinggi juga maka tidak heran Kota Bandung jadi yang terbanyak HIV AIDS,” kata Berli saat jumpa pers di salah satu Cafe, Jalan Citarum Kota Bandung, Senin (21/10/2019).
BACA JUGA :
Pengungkapan Kasus HIV/AIDS di Jawa Barat Masih Rendah
Miris! Ratusan PNS di Daerah Ini Terdeteksi Idap HIV/AIDS, Apa Penyebabnya?
Ngerii! Jumlah Penderita HIV/AIDS di Cimahi Terus Meningkat, Mayoritas Akibat Hubungan Seks
Dijelaskan Berli, jumlah kasus HIV/AIDS di Kota Bandung pada tahun 2006 tercatat hanya 787 kasus. Lalu setelah itu, angkanya terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan angka HIV/AIDS mencapai puncaknya dengan angka tertinggi pada tahun 2017 lalu dengan 5.816 kasus. Angka itu delapan kali lipat dari 2006.
Berangkat dari keprihatinan tersebut, kata dia, Pemprov Jabar terus melakukan berbagai upaya pencegahan serta edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana menghindari penyakit mematikan tersebut. Namun upayanya mencegah penyebaran penyakit itu seringkali terkendala, salah satunya oleh anggaran.
“Kalau angka HIV AIDS di tahun tertentu naik, biasanya itu karena anggarannya kecil salah satunya,” sambung Berli.
“2030 kita punya target yakni Getting to Zero, maka ada beberapa syarat yang harus dilakukan. Pertama tidak adanya kasus baru. Kedua, tidak adanya diskriminasi kepada orang dengan HIV/AIDS (ODHA), dan ketiga tidak ada angka kematian yang berkaitan dengan HIV/AIDS,” ungkapnya. (Tito Rohmatulloh/BandungKita.id)
Editor : M Zezen Zainal M
Comment