BandungKita.id, KBB – Cukup tingginya angka pengangguran di Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang mencapai sekitar 63 ribuan jiwa, membuat Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) KBB bekerja keras untuk menekan dan menurunkan angka pengangguran yang didominasi usia produktif tersebut.
Kepala Disnakertrans KBB, Iing Solihin mengatakan tingginya angka pengangguran terbuka di KBB menjadi perhatian utama dinas yang dipimpinnya. Terlebih, kata dia, para pengangguran di KBB didominasi oleh warga usia produktif.
Sebagai gambaran, lanjut Iing, setiap tahun rata-rata jumlah lulusan SMA dan SMK di KBB mencapai sekitar 25 ribuan siswa. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 40 persennya yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.
“Artinya ada sekitar 60 persen atau 15 ribuan lulusan SMA/SMK yang menganggur. Itu baru lulusan yang baru, belum lulusan lama dan lulusan S1 serta lainnya. Ini benar-benar harus dicarikan solusi untuk mereka agar tidak menganggur,” kata Iing kepada BandungKita.id, Selasa (12/11/2019).
Menekan angka pengangguran, kata Iing, sangat penting bagi Pemkab Bandung Barat. Sebab jika dibiarkan, angka pengangguran akan mempengaruhi angka kemiskinan. Selanjutnya angka kemiskinan akan berpengaruh terhadap daya beli masyarakat dan daya beli masyarakat akan mempengaruhi indeks pembangunan manusia (IPM) KBB secara keseluruhan.
Untuk menekan angka pengangguran terbuka di KBB, dijelaskan Iing, pihaknya telah menggulirkan berbagai program. Diharapkan program-program yang sudah dijalankan Disnakertrans KBB itu dapat efektif menyerap tenaga kerja sekaligus mengurangi angka pengangguran di KBB.
Salah satu program yang dijalankan yakni program pelatihan wirausaha baru. Setiap tahunnya, kata dia, ribuan warga berusia produktif yang masih menganggur dan memiliki minat berwirausaha direkrut untuk dibekali pelatihan wirausaha.
“Melalui program wirausaha baru ini setiap tahunnya lebih dari 4.700 warga yang terserap,” ujar Iing.
BACA JUGA :
Woow! Setahun AKUR, Jumlah Pengangguran di KBB Diklaim Turun Drastis : Ini yang Dilakukan
Jadi Pilot Project Nasional Pengurangan Angka Pengangguran, Disnakertrans KBB Siapkan Terobosan Berupa Aplikasi Pencari Kerja : Apa Saja Kelebihannya?
Kedua, program yang sudah berjalan dan sukses banyak menyerap tenaga kerja adalah program Skill Development Centre (SDC). Program SDC ini merupakan hasil kerjasama Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), Bappenas, Disnakertrans KBB, Balai Latihan Kerja (BLK) dan industri atau dunia usaha.
Para pencari kerja yang masuk dalam program SDC ini kemudian digodok di BLK-BLK di wilayah Bandung Raya. Mereka dilatih dan ditingkatkan skill dan keahliannya agar memiliki daya saing lebih dibanding tenaga kerja dari daerah lain.
“Setelah dinilai memiliki kemampuan mumpuni, para pencari kerja ini langsung disalurkan ke perusahaan-perusahaan atau idnustri yang sudah bekerjasama dan memang sangat memerlukan keahliannya. Meski baru setahun berjalan, sudah 3.600-an calon tenaga kerja yang terserap ke industri melalui program SDC ini,” ungkap Iing.
Bahkan program SDC atau Pusat Pengembangan Keahlian milik Disnakertrans KBB ini dijadikan pilot project atau percontohan nasional oleh pemerintah pusat sejak 2017 lalu.
“Berdasarkan penilaian Bappenas, alhamdulillah program SDC di KBB mendapat predikat terbaik di Indonesia. Kami satu-satunya yang meraih nilai 100 di antara program SDC lain se-Indonesia,” tambah Iing seraya menyebutkan pihaknya juga rutin menggelar kegiatan bursa kerja.
BACA JUGA :
Cegah Pemberangkatan TKI Ilegal ke Luar Negeri, Ini yang Dilakukan Disnakertrans KBB
Di samping itu, program ketiga yang disiapkan Disnakertrans KBB untuk menekan angka pengangguran adalah dengan membuka program pemagangan di dalam dan luar negeri terutama di Jepang, Korea dan Hongkong.
Program pemagangan terbuka bagi lulusan SMA/SMK maupun S1. Untuk pemagangan tujuan luar negeri, Disnakertrans KBB saat ini sedang merintis untuk menyalurkan tenaga kerja ke tiga provinsi di Jepang yaitu Iwate, Miagi, dan Kitakami.
“Jepang butuh 1.000 orang setiap tahunnya untuk bidang kesehatan, pertanian, industri dan peternakan. Kami sedang berusaha merealisasikan MoU dengan tiga provinsi di Jepang itu,” tuturnya.
Program keempat yang dimiliki Disnakertrans KBB untuk menekan angka pengangguran adalah dengan penyaluran tenaga kerja Indonesia (TKI) ke sejumlah negara di Asia. Namun Disnakertrans KBB menjamin, hanya TKI legal yang akan dikirim dan disalurkan ke luar negeri.
Dengan adanya program-program tersebut, kata Iing, jumlah pengangguran di KBB menunjukkan grafik menurun dalam dua tahun terakhir. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas), angka pengangguran di KBB menurun drastis dari 8,50 persen menjadi hanya tersisa 7 persen.
Sebagai gambaran, dijelaskan Iing, pengangguran terbuka di KBB pada 2017 lalu tercatat berjumlah sebesar 69.110 orang. Sedangkan, selama 2018 atau setelah Bupati Aa Umbara-Hengky Kurniawan menjabat Bupati dan Wakil Bupati KBB, angka pengangguran menurun drastis menjadi 63.535 orang.
Meski demikian, ujar dia, soal pengangguran ini sebenarnya bukan hanya tugas Disnakertrans atau Pemkab Bandung Barat saja, melainkan tugas bersama dan perlu partisipasi semua stakeholders.
“Kami apresiasi perusahaan-perusahaan besar di KBB yang mendukung program ini. Kami berharap (perusahaan) yang lain juga bisa ikut serta. Tolong utamakan warga sekitar untuk direkrut karena sudah kami latih skill mereka,” tegas Iing. (M Zezen Zainal M/BandungKita.id)
Editor : M Zezen Zainal M
Comment