BandungKita.id, VIRAL – Netizen dihebohkan dengan sebuah video viral tentang wartawan senior Edy Mulyadi dari Forum News Network yang membeberkan hasil investigasinya di lokasi penembakan 6 anggota Front Pembela Islam (FPI) pengawal Rizieq Shihab pada Minggu (06/12/2020).
Edi mengatakan ingin memastikan peristiwa yang terjadi di Jalan Tol Jakarta Cikampek KM 50 itu. Apakah benar cerita versi polisi sesuai yang disampaikan Kapolda Metro Jaya Fadil Imran atau yang disampaikan Sekretaris FPI Munarman dan Ketua Umum FPI Kyai Sobri Lubis
Dari beberapa kejadian dan keterangan, Edy menyimpulkan informasi dari polisi tidak akurat. “Saya tidak berani bilang bohong tapi tidak akurat. Karena saya bicara dengan beberapa saksi tidak ada baku tembak Meskipun kejadian dinihari, jalur ini ramai dan tidak ada garis polisi. Yang ada polisi usir orang orang yang datang,” katanya.
Sekarang ini, lanjutnya, Komnas HAM dan berbagai lembaga yang konsern dengan Hukum dan HAM sudah bersuara, bahwa sudah ada abuse of power ada penyimpangan kekuasaan dan mereka menuntut dibentuknya tim pencari fakta independent bebas dari intervensi kekuasaan “Kalau dikuntit, yang menguntit tidak ketauan tapi ini menguntit yang ada malah pembantaian dan pembunuhan, jadi bukan menguntit,” ujarnya.
BACA JUGA :
PWI Dorong Wartawan Berani Telusuri Kasus Kematian 6 Laskar FPI
Wow! Wagub Jabar Ajak Habib Rizieq Masuk PPP Demi Dongkrak Suara di Pemilu 2024
Menurutnya, para ahli mempertanyakan atas dasar apa Rizieq dikuntit. Pasalnya, ia hanya dituduh melanggar protokol dan sudah bayar denda. Jadi, kata dia, tidak ada pasal pasal alasan logik yang membolehkan penguntitaan.
“Kalau diduga akan mengerahkan massa saat pemeriksaan tanggal 7, itu tidak ada. Orang dia sedang keluar kota, ini posisi KN 50 dari jakarta ke Cikampek. Seperti penjelasan FPI, itu pengajian inti keluarga ke karawang kota lewat tol cikamspek,” kata Edy.
Dalam investigasi yang diunggah melalui ‘Bang Edy Channel’ di Youtube pada Rabu (9/12/2020), Edy mengatakan sempat mewawancari beberapa orang saksi yang melihat peristiwa di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek.
“Saya ada di KM 50 Tol Jakarta-Cikampek saat ini dan menemui saksi yang berdiri dekat warung Dian. Saksi mata ini menjelaskan ada satu mobil dipepet, dipalang maksudnya. Polisi banyak banget, sejak sore udah banyak banget. Ada 10 mobil 3 diantaranya mobil patrol dan katanya sejak sore sudah ada polisi,” kata Edy .
Edy melanjutkan, saksi mata yang duduk 8 meter dari tempat kejadian mengatakan tidak ada baku tembak. “Jadi kalau polisi bilang ada baku tembak, sekali lagi si saksi mata yang tidak mau ditampilkan nama dan wajahnya mengatakan cuma ada dua kali tembakan, tidak ada tembak tembakan,” ujarnya.
Saksi tadi mengatakan, lanjut Edy, yang menembak adalah polisi, karena orang yang di dalam mobil tidak bawa senjata, karena tidak ada tembakan balasan. “Jadi langsung dipalang gitu, dari depan nembak pake laras panjang. Saya tanya kamu liat pakai pistol apa laras panjang? Bener Laras panjang. Dan dia lihat dua orang langsung tewas di tempat,” kata Edy mengutip saksi.
Saksi juga menyebut polisi mnembak ban kiri depan agar tidak kabur. “Nah saudara, kalo polisi menarasikan ada baku tembak, tidak ada baku tembak seperti keterangan Sekretaris FPI Munarman, Cuma ada dua tembakan. Tidak ada tembak menembak. Yang didalam mobil tidak menembak,” tambahnya.
Ditanya tentang samurai dan senjata tajam lainnya, saksi tidak mau memastikan, karena tidak melihat. Menurut saksi, orang-orang yang melihat kejadian langsung diusir. “Setengah jam datang ambulans. Dua mayat langsung dibawa dan 4 lainnya masih hidup dipindahkan ke mobil lain. Saksi melihat satu orang terpincang pincang ntah ditembak atau kenapa, dan dibawa pergi ntah kemana,” ujarnya.
BACA JUGA :
Berita Viral Kemendagri Tolak Perpanjangan FPI Adalah Hoaks
Bentuk solidaritas terhadap umat Muslim India, Sejumlah Ormas Islam gelar aksi di Kedubes India
Sementara itu, Pakar Hukum sekaligus Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Diponegoro (Undip), Suteki menduga kematian 6 anggota Laskar FPI di Tol Jakarta-Cikampek KM50 pada Senin 7 Desember 2020 dini hari sebagai extra judicial killing atau pembunuhan di luar pengadilan.
“Saya melihat dengan terbunuhnya enam orang itu terdapat fakta diduga kuat terjadi extra judicial killing,” tegas Suteki dalam webinar yang digelar oleh KAMI dan FAPI bertajuk Pelanggaran HAM dan Demokrasi di Era Reformasi, Kamis (10/11/2020).
Ia menyayangkan tindakan tersebut. Karena tidak ada penyelidikan dan penyidikan tapi sudah menghilangkan nyawa enam nyawa anggota FPI. “Sehingga ada penilaian tindakan brutality atau barbar yang dilakukan polisi,” tegasnya.
“Menurut saya, polisi kontraproduktif karena seharusnya menegakkan hukum dengan mengayomi masyarakat. Kenyataannya malah sebaliknya. Akibatnya melumpuhnya hukum,” tambahnya seperti dikutip dari oke news.(*)
Editor : Azmy Yanuar Muttaqien
Comment