Demo di Balkot Bandung, Pekerja Hiburan Malam: Jangan Tutup Ladang Rezeki Kami!

BandungKita.id, BANDUNG – Ratusan perkerja hiburan malam melakukan aksi unjuk rasa di Balai Kota Bandung, Senin 3 Agustus 2020. Massa menuntut Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali membuka lahan pencarian nafkah mereka, yakni tempat hiburan malam seperti karaoke dan spa di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Pukul 12.00 WIB, massa sudah berkerumun di depan pintu masuk Balai Kota Bandung. Para pengunjuk rasa membawa spanduk dan karton berukuran besar, berisi bertuliskan tuntutan kepada pemerintah Kota Bandung seperti ‘Kami Siap Menjalankan Protokol Covid-19, Buka Kembali Tempat Kami Kerja’. Sementara salah satu spanduk berisi, ‘Jangan Tutup Ladang Rezeki Kami’.

Salah seorang peserta aksi, Winni (32) berharap pemerintah bisa kembali membuka tempat hiburan malam, karena ia mengaku tidak mendapatkan kompensasi selama pandemi covid-19 dari tempatnya berkerja.

“Gaji enggak dapat, kompensasi apapun juga enggak ada. Mereka menjanjikan memberi per bulan Rp600 ribu itu per tiga bulan, tapi sampai sekarang tidak ada,” ucap Winni seperti dikutip BandungKita.id dari CNN Senin, 3 Agustus 2020.

BACA JUGA :

Nekat Buka di Tengah Pandemi Covid-19, Tempat Karaoke di Kota Bandung Ini Disegel Satpol PP

Arena Billyard-Karaoke di Kota Bandung Patuhi Protokol, Ema: Diharapkan Segera Beroperasi

Berikut 5 Lokasi Wisata di Bandung, Bisa Anda Kunjungi di Masa New Normal

Setiap peserta aksi satu persatu bergantian menjadi orator. Setelah berorasi, perwakilan massa menemui sejumlah pejabat di Pemkot Bandung. Ketua Perkumpulan Pegiat Pariwisata Bandung (P3B) Jawa Barat Rully Panggabean, aksi damai pekerja hiburan malam sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap Pemkot Bandung yang masih belum memberikan izin tempat hiburan malam untuk kembali buka.

“Pagi ini kami mengadakan aksi damai di depan Balai Kota untuk menyatakan aspirasi. Karena prosesnya sudah panjang yang kita lalu. Kita sudah menghadap, bahkan gugus tugas sudah meninjau tempat kami di mana kami siap jalankan protokol kesehatan,” ucapnya.

Rully menuturkan, para pekerja hiburan malam sudah cukup lama menanti kejelasan akan dibukanya tempat hiburan. Namun sampai saat ini belum diberikan izin.

“Saya mewakili mereka karena ingin cari solusi. Saya juga sudah enggak tahan beberapa bulan ini pegawai kasbon, pinjam uang. Kalau tidak bisa buka, enggak apa-apa, ya kasih bansos (bantuan sosial) aja,” ujarnya.

Menurut Rully, Pemkot Bandung harus segera memberi solusi untuk membuka kembali tempat hiburan malam. Pasalnyai, masa pandemi ini membuat para pekerja kesulitan ekonomi.

“Kita butuh kepastian, sama sekda direspon baik. Tapi kita sudah berkali-kali ke sini, tetap saja solusinya tidak cocok,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbupar) Kota Bandung Dewi Kaniasari telah menampung aspirasi pengunjuk rasa. Pihaknya berjanji akan mencari solusi atas kondisi saat ini.

“Kemauan mereka berkomunikasi dengan pemerintah kita apresiasi. Tapi, karena kita juga harus perhatikan kesehatan warga yang lain, semoga ada jalan tengah untuk ekonominya,” ujar Kenny, panggilan Dewi Kaniasari.

Lanjut Kenny menjelaskan, pihaknya sudah melakukan pengecekan kesiapan tempat hiburan sejak tiga pekan lalu. Sekitar 80 persen tempat hiburan, kata dia, sudah siap menjalankan protokol kesehatan.

“Tapi pada saat kita usulkan juga ada kejadian (kasus Covid-19) di Secapa dan sekarang Gedung Sate. Jadi, kan tidak hanya kesiapan di lapangan saja, secara keseluruhan Kota Bandung harus diperhatikan,” ucapnya.

Kenny menyebut, tempat hiburan memberikan kontribusi untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung sebesar 30 persen.

“Makanya kami perhatikan aspirasinya, karena PAD sektor pariwisata itu 30%-nya dari hiburan . Tapi tetap harus dicari jalan tengah antara kesehatan dan ekonomi. Mari kita berdialog,” pungkasnya.

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien

Comment