Siswa Belajar Online, Orang Tua Tanyakan Penggunaan BOS SMPN 1 Cililin

BandungRayaKita, KBB35968 Views

Bandungkita id, KBB – SMPN 1 Cililin tahun ini mendapat paket bantuan rehabilitasi dan revitalisasi ruang kelas dan ruangan penunjang Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) lainnya. Dari papan proyek yang berjejer pada salah satu dinding, SMPN 1 Cililin mendapat 8 paket bantuan Dana Alokasi Khusus/DAK tahun 2023, senilai lebih dari Rp 3,3 miliar.

Pelaksana kegiatan/pekerjaan, swakelola type 4, dimana pekerjaan dilaksanakan dan diawasi oleh kelompok masyarakat, dengan Perpres No. 16 Tahun 2018 sebagai acuan.

Pembongkaran pada seluruh ruang kelas dan ruangan penunjang lainnya, berdampak pada KBM yang harus dilaksanakan secara online.

Beberapa siswa kepada Bandungkita.id mengaku pasrah dengan kebijakan sekolah yang menerapkan belajar secara daring atau online.

“Ya gimana lagi sekolahnya sedang dibangun, tidak ada ruangan untuk belajar,” ungkap Widi, seorang siswa yang beralamat di Kp. Manapa.

Siswa lainya merasakan belajar online tidak seenak belajar tatap muka, mereka merasa kesulitan untuk bertanya langsung, apabila materi pembelajaran kurang bisa dipahami.

“Lebih enak belajar langsung di kelas, kita bisa bertanya ke guru, bila ada materi pembelajaran yang kurang dimengerti, kalau online tidak begitu,” ungkap seorang siswa asal Kp. Cintakarya, Desa Cililin.

Pengakuan para orang tua beda lagi, belajar secara online membuat ada beban baru, salah satunya terkait pembelian paket internet atau kuota.

“Tambah beratlah, sudah harga beras dan kebutuhan lainnya pada melambung, kebutuhan dapur terutama, ditambah setiap tiga hari sekali harus beli pulsa sebesar dua puluh empat ribu untuk belajar online anak-anak,” keluh orang tua siswa asal Kp. Manapa Desa Karangtanjung Kec . Cililin, yang mengaku menyekolahkan dua anaknya di SMPN 1 Cililin.

Hal serupa disampaikan orang tua lainnya, dirinya berharap sekolah bisa membantu para orang tua membelikan pulsa untuk anak-anaknya, misalkan dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

Mereka menyebut karena BOS untuk keperluan peserta didik, mungkin dana di BOS bisa dipakai untuk alokasi pembelian pulsa siswa selama belajar online.

“Informasi yang kami terima dari sekolah, belajar online selama enam atau lima bulan, seharusnya sekolah bisa membantu para siswa membelikan pulsa untuk belajar online, pan Aya BOS,” harap salah seorang orang tua yang tinggal di Kp. Kaum Desa Cililin.

Lebih lanjut orang tua tadi berpendapat selama belajar online, sekolah tidak membeli alat pembelajaran yang biasa digunakan seperti tatkala belajar tatap muka.

“Kan waktu belajar tatap muka, ada alat pembelajaran yang dibeli dari BOS, sekarang digunakan untuk apa BOS nya dan apa salahnya kalau dialihkan untuk pembelian pulsa siswa,” lanjut orang tua di atas dengan nada tanya.

Hal berbeda disampaikan oleh Lia, warga Desa Cililin yang mengaku anaknya sudah duduk di kelas 3, menyampaikan pada Bandungkita.id, bahwa sekolah sudah mengumpulkan orang tua sebelum pembelajaran online dilaksanakan.

Pada saat itu pihak sekolah menyampaikan karena ruang kelas mau dibangun, pembelajaran akan dilaksanakan secara online dan para siswa tidak mendapatkan pulsa gratis.

“Dalam rapat sebelum dilaksanakan belajar online, sekolah sudah menyampaikan tidak ada pulsa gratis selama pembelajaran online,” papar Lia, warga Desa Cililin.

Harapan dan pertanyaan orang tua agar sekolah bisa membantu mereka dengan membelikan pulsa dari dana BOS untuk belajar online, sangat bisa dipahami.

Penggunaan dana BOS selama dilaksanakan belajar online mesti disampaikan supaya tidak timbul sakwasangka negatif.
Menilik pada Data Pokok Pendidikan/Dapodik Kementrian Pendidikan Nasional, siswa SMPN Cililin berjumlah 948 orang.

Artinya alokasi dana BOS SMPN 1 Cililin senilai Rp.948.000.000 per tahun, tatkala pelaksanaan pembelajaran online, dana tersebut digunakan untuk apa?

Namun sayang konfirmasi dari Bandungkita.id kepada kepala sekolah SMPN 1 Cililin, Jaja, tidak merespon, pesan WhatssApp yang dilayangkan tidak dijawab.

Senada dengan Kepala Sekolah, Kabid SMP, tidak mau menanggapi, dihubungi melalui telepon selular tidak diangkat, demikian juga pesan WhatssApp tidak dibalas. (Bandungkita.id/Dadang gondrong)

Comment