Puluhan Ton Ikan di Jaring Apung Mati Mendadak, Diduga Ini Penyebabnya

KBB, Terbaru1624 Views

BandungKita.id, KBB – Puluhan ton ikan milik petani Keramba Jaring Apung (KJA), di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mati. Akibatnya petani ikan mengalami kerugian ratusan juta rupiah.

Para petani ikan di Waduk Saguling menduga kematian puluhan ton ikan mereka disebabkan keracunan yang berasal dari limbah yang mengalir di Sungai Citarum dan mengalir ke Waduk Saguling, tempat KJA milik para petani berada.

Terlebih, di kawasan jembatan BBS Batujajar terdapat aktivitas pengerukan sampah dan sedimentasi sungai oleh arat berat. Akibatnya air sungai pun berubah menjadi hitam dan mengeluarkan bau menyengat.

Salah seorang petani ikan KJA, Hermanto (45) mengatakan, puluhan ton ikan yang mati itu mayoritas adalah jenis ikan mas dan ikan nila.

“Faktor cuaca kemungkinan bisa jadi. Tapi saya menduga ini sisa endapan limbah sampah yang dulu.Lalu ngalir ke kolam milik petani di sini,” ujar Hermanto di Cihampelas, Sabtu (27/7/2019).

BACA JUGA :

Gunung Tangkubanparahu Erupsi, Hawa Panas Dirasakan Warga Lembang

 

 

Erupsi Gunung Tangkubanparahu Ganggu Penerbangan di Wilayah Bandung? Ini Penjelasan Kemenhub

 

Dia mencatat, di wilayahnya saja terdapat 200 keramba apung milik warga. Dari satu keramba kata Hermanto, terdapat dua hingga tiga kolam.

“Bibitnya saja kalo sekali beli itu sekitar 10 jutaan untuk satu kolam. Terakhir kemarin yang bibit 5 kwintal juga hanya menyisakan 50 kilogram,” kata dia.

Ternyata, kejadian matinya ikan bukan kali pertama terjadi. Sebelumnya, pada 2017 silam, ikan mati massal di kawasan Kecamatan Batujajar hingga Cililin juga sempat terjadi. Kematian ikan juga banyak terjadi di Waduk Cirata.

Bahkan di tahun 2017, kejadian ikan mati massal terjadi hingga tiga kali. Akhirnya tahun 2019 terulang kembali, hingga puluhan ton ikan mati.

“Kami berharap ada solusi dari kejadian ini. Karena kami bersama petani ikan lain menggantungkan uang dari keramba ini,” ucap Hermanto. (*)

Editor : M Zezen Zainal M

Comment