BandungKita.id, CIHAMPELAS – Ratusan unggas milik warga mati mendadak di Kecamatan Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dugaan kuat, unggas tersebut terjangkit virus flu burung.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Dispernakan KBB, Wiwin Apriyanti mengatakan, kejadian itu ia ketahui berawal dari laporan masyarakat.
“Kebetulan kemarin ada laporan kasus kematian ayam terus kita cek dan periksa ke lokasi ternyata kematiannya itu dari hari Jumat (30/11) lalu,” katanya dikutip dari Radar Bandung, Kamis (3/12).
Wiwin menyebut, pihaknya langsung melakukan rapid tes demi memastikan penyebab kematian ratusan unggas tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa unggas-unggas itu telah terpapar virus flu burung.
“Kita cek hari Rabu setelah di rapid test positif flu burung. Terus kita sedikit mencari informasi dari peternaknya ternyata mereka baru mendatangkan ayam dari luar daerah,” ungkapnya.
Hingga kini, kata Wiwin, unggas yang terpapar virus flu burung tersebut dideteksi merupakan jenis ayam kampung. Namun demikian, virus ini bisa menular ke jenis unggas lain dengan cara kontak langsung.
BACA JUGA :
Kadinkes KBB: Covid-19 di Cililin Meluas, Seorang Warga Meninggal Dunia
Simak! Gejala Infeksi Covid-19 dan Cara Mencegah Penyebarannya Menurut Gugus Tugas Covid-19 KBB
Seorang Pemilik Restoran di Lembang Meninggal Akibat Covid-19, Tempat Usahanya Ditutup Sementara
“Jadi biasanya flu burung muncul di setiap pergantian musim. Biasanya kayak sekarang kan musim hujan, jadi daya tahan tubuh ternaknya turun jadi banyak unggas yang terserang,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ciri-ciri unggas yang terpapar flu burung yaitu peristiwa kematian unggas dan jumlah banyak dalam satu kandang serta pada waktu yang terbilang cepat.
“Ciri-ciri fisik yang dapat dilihat dari unggas yang mati karena flu burung adalah jenggernya berwarna kebiru-biruan,” jelasnya.
Wiwin menghimbau kepada warga KBB, penyebaran virus dapat dicegah dengan pemberian vaksin flu burung dan melakukan isolasi terhadap unggas yang baru datang.
“Ayam yang baru datang tidak boleh langsung disatukan pada satu kandang. Penularan virus tersebut bisa terjadi kepada sesama unggas yang lain,” bebernya.
Wiwin menegaskan, agar masyarakat untuk senantiasa menjaga kebersihan kandang dan juga menerapkan biosecurity secara seksama.
“Saya mengimbau untuk tidak menyatukan unggas yang sakit dengan unggaMurtaqi s yang sehat,” tandasnya. (*).
Editor : Azmy Yanuar Muttaqien
Comment