Masyarakat Jabar Peduli Negeri Gelar Aksi Tolak Valentine Day

BandungKita.id, BANDUNG – Massa yang tergabung dalam Masyarakat Jabar Peduli Negeri (MJPN) menggelar unjuk rasa damai, di halaman Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Rabu (13/2/2019).

Aksi tersebut digelar untuk mengkampanyekan kepada masyarakat bahawa peringatan hari valentine tidak perlu dirayakan oleh bangsa Indonesia.

“Kita hari ini kampanye damai tentang bahaya liberalisme, yang salah satu bentuknya yakni valintine day, LGBT, serta berupa kebijakan. Salah satunya, rancangan undang-undang penghapusan kekerasan seksual (RUU P-KS),” ungkap salahsatu kordinator aksi Mashun Sofyan.

Mashun menjelaskan, faham liberalisme tidak boleh ada di Indonesia, karena dikhawatirkan mencabut budaya Indoneasi yang damai.

“Menurut fatwa MUI 2005 haram hukumnya kaum muslimin menerapkan faham liberaslisme dalan kehidupan sehari-hari,” lanjut Sofyan.

Namun, kata Sofyan, hal itu cukup Ironi, lantaran masih adanya umat muslim yang merayakan Hari Kasih Sayang pada 14 Februari mendatang.

“Di hari itu sering kali dijadikan ajang ekspresi khususnya bagi kaum muda, menampilkan kebebasan berprilaku. Disitulah kemudian melahirkan pergaulan bebas,” kata Sofyan.

Baca juga: Woow! Pebalap MotoGP, Marc Marquez Keliling Bandung Naik Bandros dan Jalan-jalan di Gedung Sate

Selain Valentine Day, yang disoroti MJPN adalah maraknya kasus LGBT, menurut data yang dihimpunnya, di Jawa Barat ada 23.000 orang yang memiliki kelainan seksual.

“Dari angka itu, ya kebanyakannya memang anak muda, tentu ini persoalan yang harus kita benahi,” lanjutnya.

Selain itu, kata Sofyan, yang jadi problem hari ini adalah adanya rancangan undang undang penghapusan kekerasan seksual (RUU P-KS). Menurutnya rancangan UU tersebut adalah bentuk penerjemahan dari faham liberalisme.

“Kemudian yang ketiga kita menolak adanya rancangan RUU P-KS karena terindikasi adanya upaya untuk melebarkan kran perzinaan, dan dan kemudian legalisasi dari seks bebas” ujarnya.

Baca juga: Merasa Lingkungannya Dicemari, Warga Cimenyan Geruduk Gedung Sate : Ini Tuntutan Mereka

Sofyan mengatakan, adapun solusi yang disodorkan adalah perlunya masyarakat muslim memahami pedoman yang ideal. Untuk menjaga munculnya dampak negatif dari paham-paham lain

“Karenanya kita mengajak kepada masyarakat muslim pada khususnya, mari kembali ke syariat islam yang utuh, campakkan liberalisme, mari contoh nabi agar negeri ini barokah,” ungkap Sofyan.

Peserta aksi lainya, Adam Mochammad Khomsah mengapresiasi adanya aksi damai tersebut. Terutama mengingat dampak pergaulan bebas yang akan merusak secara perlahan.

“Liberalisme ini berkaitan dengan budaya pergaulan yang bebas nilai, bila itu terus dipupuk, maka dikhawatirkan budaya asli negeri kita semakin tercerabut,” ungkapnya.

Terutama, kata Adam, bagi kaum muda, mereka seringkali latah mengikuti perilaku, tanpa mampu melihat apa dampak buruk yang mungkin terjadi.

“Dan seharusnya kaula muda muslim menyadari bahwa budaya barat tidak untuk diikuti,” pungkasnya.***(Tito Rohmatulloh)

Editor: Restu Sauqi

Comment