Miris! Debu, Suara Bising dan Getaran Proyek Kereta Cepat Ganggu Kegiatan Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah KBB

BandungKita.id, KBB – Miris! Kegiatan belajar mengajar (KBM) siswa SMPN 1 Ngamprah, di Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) setiap hari terganggu efek debu dari proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Meski belum dilaporkan adanya siswa yang sakit, pihak sekolah terpaksa mengimbau agar siswa belajar menggunakan masker.

Seperti diketahui, bangunan sekolah di Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu ikut tergerus. Sebanyak 5 ruang kelas SMPN 1 Ngamprah akan dirobohkan untuk proyek Kereta Cepat.

Wakil Kepala SMPN 1 Ngamprah, Mahfudin Sugandi menyebut dari luas bangunan 7.400 meter persegi, seluas 515 meter persegi akan tergusur demi kelancaran proyek Kereta Cepat.

“Ada 5 kelas. Kelas paling depan 7b, 7c, 7d, 7e, 7f itu yang kena imbas oleh PT KCIC. Bangunan tersebut rencananya akan diganti bangunan lagi,” ungkap Mahfudin saat ditemui di ruangannya, Senin (7/10/2019).

Sejumlah pekerja proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung berjalan melalui SMPN 1 Ngamprah. Lokasi proyek Kereta Cepat berada tepat di samping sekolah tersebut sehingga cukup mengganggu kegiatan belajar siswa (Restu Sauqi/BandungKita.id)

 

Mahfudin menerangkan, saat ini gedung sekolah belum dirobohkan, sehingga sebanyak 1.195 siswa harus belajar di tengah pengerjaan proyek. Tak pelak kondisi itu membuat siswa terdampak bising, getaran dan debu dari proyek.

“Keluhan dari pelajar kalau KBM tidak terhambat karena kelas masih bisa terpakai. Namun dari segi kenyamanan memang ada. Seperti debu proyek mungkin karena sangat dekat sekali, di depan di samping sekolah ada proyek,” ucap dia.

BACA JUGA :

Proyek Kereta Cepat di KBB : Gangguan Psikis Hingga Meninggal Dunia Akibat Penggusuran

 

 

Walhi : Bupati KBB Aa Umbara Hanya Cari Untung di Proyek Kereta Cepat dengan Dalih Keberpihakan Pada Rakyat

 

 

Diintimidasi Oknum Aparat, Warga Lembah Teratai Terdampak Proyek KCIC Minta Bupati KBB Tidak Tutup Mata

 

 

Menurutnya debu biasanya datang saat siang hari tatkala angin kencang datang, maka debu itu masuk ke kelas. Selain itu, akses jalan yang dipakai siswa juga melewati proyek KCIC, sehingga mereka harus ekstra hati-hati.

Gangguan lain yang dirasakan para siswa adalah suara-suara bising dan getaran dari proyek. “Kalau debu memang selalu saja ada yang masuk ke sekolah kita imbau siswa pakai masker, namun tak jarang juga ditambah dengan suara bising dan getaran,” paparnya.

Dengan kondisi itu, Mahfudin berharap PT KCIC selaku pelaksana proyek bisa memberikan pengadaan masker, pemeriksaan kesehatan rutin, dan juga penyediaan makanan atau minuman bergizi sebagai pengganti dampak proyek bagi para siswa.

“Ya kalau bangunan yang terdampak kan mesti diganti. Tapi bagi siswa yang terdampak saya berharap ada tes kesehatan rutin dan penambahan makan bergizi agar siswa tetap sehat,” jelasnya.

Salah seorang siswa SMPN 1 Ngamprah di Desa Mekarsari, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menunjukkan debu imbas proyek kereta cepat Jakarta-Bandung di ruang kelas mereka. (Restu Sauqi/BandungKita.id)

 

Untuk bangunan yang terdampak, SMPN 1 Ngamprah akan menerima ganti rugi bangunan. Dia mengatakan, rencana untuk mengganti 5 ruang kelas yang terkena imbas, akan diganti dengan bangunan tingkat dua, sedangkan luas lahan sekolah tetap akan menyempit.

“Disdik sudah MoU dengan pihak Wika. Wika yang ditunjuk PSBI akan melakukan pembangunan. Tinggal menunggu kapan mau dibangunkan,” ujar Mahfudin.***(Restu Sauqi/BandungKita.id)

Editor : M Zezen Zainal M

Comment