BandungKita.id, BANDUNG – Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 9 Bandung menerima kunjungan peserta First Best Practice Seminar on Mutual Recognition Arrangement For Tourism Profesional (MRA-TP), Jumat (18/10/2019) lalu.
Kegiatan yang diinisiasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) ini, bertujuan melaksanakan sertifikasi kompetensi profesi pariwisata.
Adapun kunjungan ke SMKN 9 Bandung tak lepas dari kualitas sekolah yang telah menerapkan kurikulum kepariwisataan berstandar Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dan telah menjadi rujukan sekolah kepariwisataan se-Indonesia.
Para peserta MRA-TP tersebut berasal dari berbagai negara yang ada di ASEAN, yakni Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, dan Indonesia. Delegasi tiap negara terdiri dari beberapa individu dengan latar belakang beragam, mulai dari akademisi hingga praktisi kepariwisataan.
BACA JUGA:
Bahasa Indonesia Resmi Jadi Bahasa Kedua di Universitas Al Azhar Mesir
Vice President of National Tourism Professional Board yang juga peserta MRA-TP, I Gusti Putu Laksaguna menuturkan, kunjungan tersebut merupakan rangkaian dari acara yang diadakan selama dua hari ini.
“Hari pertama kita isi dengan seminar. Sedangkan di hari kedua, kita ingin memberi contoh terbaik bagi para delegasi dari negara lain tentang sekolah kepariwisataan yang ada di Indonesia. Salah satu yang terbaik adalah SMKN 9 Bandung ini,” tuturnya, saat ditemui di sekolah, Jln. Soekarno-Hatta KM 10, Kota Bandung.
Gusti menegaskan, keberadaan SMK parisiwata harus dioptimalkan sebagai pencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan profesional. Ia menilai, upaya tersebut penting, mengingat kebijakan pemerintah yang tengah fokus membangun dunia kepariwisataan sebagai keunggulan yang dimiliki Indonesia.
“Sekarang pemerintah telah mencanangkan 10 destinasi wisata baru. Hal ini harus ditunjang SDM yang terampil dan kompeten di bidangnya,” ungkapnya.
BACA JUGA:
Siswa SMK Prakarya Internasional Ciptakan Line Follower Robot
Sementara itu, Kepala SMKN 9 Bandung, Tatang Gunawan mengatakan, kualitas yang dimiliki sekolahnya memang menonjol di bidang kepariwisataan. Ini tak lepas dari penerapan Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC), kurikulum pembelajaran berstandar internasional di bidang pariwisata yang digunakan sekolah.
“Ini juga ditunjukkan dengan prestasi yang telah diraih sekolah dan kinerja penyelenggara pendidikan yang cukup bagus di berbagai sektor,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, kunjungan peserta MRA-TP ini pun dijamu kearifan lokal khas Jawa Barat (Jabar), sesuai pengembangan pariwisata yang mengangkat kearifan lokal. Ia berharap, kualitas yang dimiliki SMKN 9 Bandung menjadi contoh pembangunan SMK pariwisata di ASEAN.
“Kita bisa memperlihatkan kepada mereka bahwa sekolah kita sudah bertaraf internasional,” ujarnya.
Tatang menilai, siswa lulusan kepariwisataan memiliki prospek/masa depan yang cerah, mengingat perkembangan bidang pariwisata tengah dicanangkan oleh pemerintah.
“Ini akan menjadi peluang bagi siswa. Dengan menciptakan SDM yang unggul, khususnya di kepariwisataan, kita bisa mencetak siswa yang mampu bersaing dan terserap di dunia industri,” pungkasnya. (Dian Aisyah)
Sumber: Humas Disdik Jabar
Comment