Gudangkahuripan Lembang, Desa di KBB yang Memiliki Destinasi Wisata Kelas Dunia

Destinasi Wisata Tingkatkan Taraf Perekonomian Warganya

BandungKita.id, KBB – Gudangkahuripan merupakan desa yang berada di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Desa ini dikenal memiliki sejumlah obyek wisata kelas dunia yang selalu dipadati oleh wisatawan yang tengah berlibur di wilayah Bandung.

Posisinya yang strategis berada diperbatasan Kota Bandung dan KBB menjadi daya tarik investor untuk berinvestasi. Bahkan, pengembangan obyek wisata terus dilakukan oleh investor dan pemerintah desa (Pemdes).

Kepala Desa Gudangkahuripan, Agus Karyana mengatakan, geliat sektor pariwisata di Desa Gudangkahuripan dimulai sejak tahun 2017. Sebelumnya, wilayah ini hanya menjadi tempat persinggahan bagi wisatawan yang akan berlibur ke wilayah Lembang dan sekitarnya.

“Dulunya disini banyak hotel dan rumah makan yang berada di sepanjang jalan menuju Lembang dan Kota Bandung. Tetapi mulai ada perubahan, dan sekarang jadi tujuan wisata,” katanya saat ditemui BandungKita.id, Senin 14 Juni 2021.

Saat ini, Desa Gudangkahuripan merupakan salah satu desa di KBB bahkan Jawa Barat yang di wilayahnya memiliki destinasi wisata kelas dunia. Bahkan hampir setiap hari terutama setiap akhir pekan, jalan utama di Desa Gudangkahuripan selalu dipadati antrean kendaraan wisatawan.

Dia menyebutkan, untuk jumlah obyek wisata yang dikelola oleh swasta saat ini baru ada dua yakni The Great Asia-Africa dan Farmhouse. Sedangkan yang dikelola langsung oleh Pemdes dan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), yakni Lapangan Bola Sinapeul.

The Great Asia Afrika adalah salah satu destinasi wisata yang tengah hits dan menjadi primadona. Tempat ini menawarkan sensari keliling tujuh negara tanpa harus ke luar negeri. Pengunjung dari berbagai wilayah di Indonesia kerap memenuhi destinasi wisata kelas dunia ini.

Khusus Lapangan Bola Sinapeul, lanjut Agus pengembangannya menggunakan anggaran dana desa (ADD). Terbukti, setahun berjalan obyek wisata ini menyedot pengunjung yang tidak sedikit terlebih pada hari libur.

“Kami lengkapi juga di Lapangan Bola Sinapeul dengan usaha kecil menengah (UKM) dari warga sekitar, sehingga bisa meningkatkan roda ekonomi warga,” katanya.

BACA JUGA :

Wisata Religi Bandung Selatan, Napak Tilas Makam Keramat Mbah Boyi di Pasir Gombong

Menelisik Sejarah Gedung Radio Cililin Berusia 1 Abad Lebih

Keren! Tak Bergantung Pemda, Warga Desa Cicangkanghilir Bangun Destinasi Taman Wisata Air Secara Swadaya

Duhh… Akibat Pandemi, Pariwisata KBB Semakin Terpuruk

Agus menjelaskan, adanya sejumlah obyek wisata di Desa Gudangkahuripan turut memberikan dampak positif bagi warga sekitar, diantaranya penyerapan tenaga kerja lokal dan meningkatnya perekonomian warga.

Tak sedikit warga sekitar yang perekonomiannya meningkat karena mereka bisa kecipratan rezeki dengan berjualan seperti jualan souvenir atau makanan ringan.

“Kalau dihitung lebih dari 500 warga sini yang bekerja di obyek wisata itu. Setiap bulannya, diperkirakan Rp200 juta masuk ke kas pendapatan asli daerah (PAD) KBB,” katanya.

Izin Pembangunan Obyek Wisata Swasta

Terkait dengan perizinan pembangunan obyek wisata di Gudangkahuripan, Agus mengaku selalu meminta para investor untuk tertib aturan. Menurutnya, hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan sehingga tidak akan memunculkan masalah dikemudian hari.

“Kami juga dorong investor untuk sosialisasi ke warga jangan sampai ada yang ditutupi, sehingga warga memahami tujuan pembangunan ini. Tentunya, setelah izin semua pihak beres, Pemdes juga turut mendukung pembangunannya,” ucapnya.

Dia menambahkan, selama ini tidak ada kendala berarti terkait pengembangan pariwisata di Desa Gudangkahuripan. Hal ini berkat adanya komunikasi antar semua pihak, mulai dari perangkat desa, warga, hingga kelompok-kelompok organisasi masyarakat. Menurutnya, keberadaan obyek wisata ini menguntungkan semua pihak.

BACA JUGA :

Bupati KBB Tekankan Pengusaha Tak Lagi Fokus Bangun Obyek Wisata di Lembang, Ini Alasannya

Ini Dia 5 Tempat Wisata Keren di KBB Rekomendasi BandungKita.id

“Kami juga kepada Ormas terbuka, silahkan saja jika ada yang bisa diberdayakan bisa berkontribusi,” katanya.

Pademi Covid-19 Gerus Kunjungan Wisatawan

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk Indonesia, menurut Agus berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata di Desa Gudangkahuripan. Bahkan pada awal pandemi, terpaksa dilakukan penutupan obyek wisata.

“Warga yang menggantungkan mata pencaharian di sektor wisata, mereka bingung. Walaupun ada bantuan sosial yang disalurkan. Dampaknya terasa untuk sektor wisata,” katanya.

Namun demikian, adanya aturan dari kementerian pariwisata yang memperbolehkan obyek wisata dibuka kembali. Sedikitnya gairah sektor wisata kembali bangkit walaupun tidak seperti sebelum pandemi.

Dia juga menambahkan, di masa pandemi sekarang pihaknya terus mendorong pengelola wisata untuk taat protokol kesehatan. Hal ini penting untuk menekan angka penyebaran Covid-19 dan keberlangsungan sektor wisata.

“Tahun 2021 ini dibolehkan kembali dibuka, dengan pengetatan aturan Prokes yang ada. Bahkan pada awal dibuka lagi, diadakan test swab dan juga jumlah pengunjung dibatasi,” pungkasnya.(Agus Satia N/ BandungKita.id)

Comment