Hasil Survei ADB: Bandung Kota Termacet Se-Indonesia, Pemkot Sebut Tak Pernah Kedatangan Pihak Terkait

BandungKita.id, BANDUNG – Akhir-akhir ini hasil survei Asian Development Bank yang menyebutkan Kota Bandung sebagai kota termacet di Indonesia cukup ramai dibahas khalayak.

Menanggapi hal tersebut Kepala Bidang (Kabid) Manajemen Transportasi dan Parkir Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, Asep Kurnia mengatakan pihaknya belum pernah kedatangan delegasi Asian Development Bank dalam melakukan survei tersebut.

 

BACA JUGA :

Bandung Kota Termacet di Indonesia, Ini Solusi dari Pakar Tata Kota ITB

 

 

Asep mengatakan ADB melakukan survei terkait kemacetan di kota Bandung hanya dari segi anggaran dan ketersediaan angkutan umum, namun tidak menilai fakta-fakta lainnya sehingga hasil survei bisa lebih objektif.

“Dishub belum pernah kedatangan pihak ADB, jadi mereka melihatnya mungkin dari anggaran pembiayaan untuk angkutan umum massal,” kata Asep saat menjadi narasumber di acara Bandung menjawab di ruang media Balai Kota Bandung, Selasa (15/10/2019).

 

BACA JUGA :

Pakar Tata Kota: Flyover Tidak Bisa Atasi Kemacetan di Kota Bandung

 

 

Meski begitu pihaknya mengatakan anggaran untuk angkutan umum massal di kota Bandung dinilai masih rendah sehingga ketersediaannya serta upaya upaya edukasi terhadap masyarakat belum bisa maksimal.

“Untuk Trans Metro Bandung saja hanya Rp 9 miliar, untuk angkutan bis sekolah kurang lebih Rp 2,9-3 miliar dibanding Transjakarta itu anggarannya sampai 3,2 triliun,” kata Asep.

“Kalau data mengenai kecepatan mengenai isi rasio jalan, mengenai unjuk kerja jalan seperti tingkat pelayanan jalan, itu tidak dibahas di laporan (ADB). Saya nggak tahu sebenarnya indikatornya kemacetannya bagaiaman, kalau dari kecepatan isi rasio level okupansi jalan (mestinya dinilai juga) agar lebih objektif,” sambung Asep.

 

BACA JUGA :

Pemkot Bandung Galau Soal Rekayasa Lalin Kawasan Sukajadi, Pengamat: Malah Membuat Titik Kemacetan Baru

 

 

Ricky mengatakan salah satu tim survei yang sebelumnya sempat mendatangi Dishub Kota Bandung yakni Bank Dunia saat melakukan penggalian informasi untuk data sekunder terkait survei kemacetan di kota Bandung.

“Mungkin untuk ADB ini baik data sekunder maupun primer,  surveinya itu dilakukan sendiri tidak melibatkan Dishub, tapi itu bisa-bisa saja,” kata Ricky. (Tito Rohmatulloh/BandungKita.id)

 

Editor : Azmy Yanuar Muttaqien

Comment