Viral! Video Penolakan Warga Gumuruh Pada Satu Keluarga Terpapar Covid-19

BandungKita.id, Bandung – Sebuah video yang diunggah akun Twitter @Serpentine6666 menghebohkan dunia maya. Video tersebut merekam sejumlah warga mencaci maki satu keluarga yang tengah menjalani isolasi mandiri dalam sebuah rumah di Kelurahan Gumuruh, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.

Dalam keterangan yang menyertai video tersebut, sejumlah warga dan aparat kewilayahan setempat mendatangi rumah pemilik akun. Bahkan, satu keluarga tersebut diminta untuk segera pindah karena terpapar Covid-19.

“Gw, ibu gw dan pacar gw positif covid19 dan isman di rumah atas suruhan rumah sakit. Tapi kami udah abis2an banget diusir, dicaci maki sama warga dan lurah/rt sini. Udah bingung–,” cuitnya, Rabu 23 Juni 2021.

Dia menceritakan, isolasi mandiri yang dijalaninya saat ini merupakan anjuran dari petugas kesehatan setempat. Rencananya, pada hari ini akan dilakukan kunjungan petugas tenaga kesehatan (Nakes) untuk mengecek keadaannya.

“Jd ini cerita jelasnya hr ini rencananya emg ada kunjungan satgas setempat, tp aku gatau gmn rt sama gatau itu org2 siapa pada ikut rame didepan dan marah2 maki2. Aku ga rekam video, ” katanya.

Selain mendapat caci maki, sambungnya ibu dari pemilik akun itu sempat mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan. Bahkan, hingga dituduh telah menularkan Covid-19 ke lingkungan sekitar rumah.

“Ibu gw ditunjuk2, dibilang ngeyel DAN MENGOTORI WILAYAH SINI SBG ORG SAKIT. FYI kami gapernah sama sekali keluar dr rmh, buka jendela atau buka pintu pun GAK PERNAH. Tolong plis gw gemetaran bgt karna dikonfron rame2 ditunjuk2 dimaki2,” ujarnya.

Baca Juga:

Pembatasan Pelayanan di RS Sariningsih, Kapendam Sebut Bukan Karena Nakes Terpapar

Catat! 1 Juli 2021, RSHS akan Gelar Vaksinasi Gratis Bagi Masyarakat Umum

Peringati Hari Jadi ke-14, Momentum Evaluasi Kinerja Kabupaten Bandung Barat di Tengah Pandemi

Kronologi Versi Lurah Gumuruh

Sementara itu, Lurah Gumuruh, Nurma Safarini membantah warganya telah mencaci maki keluarga tersebut. Menurutnya, terjadi salah faham antara pihak keluarga dan sejumlah warga.

“Orang dicaci maki mungkin salah pengertian mungkin yang namanya orang sudah dalam keadaan terdesak, bisa melakukan apapun. Padahal ini misalnya posisinya sebelah mana yang sakit kan tidak boleh satu rumah mungkin ada bahasa seperti itu,” katanya.

Dia mengklaim, aparat kewilayahan yang mendatangi rumah keluarga tersebut sudah sesuai dengan prosedur yang ada. Kedatangannya pun hanya memeriksa soal data kependudukan.

“Kami dari pihak kewilayahan mengikuti sesuai prosedur kami periksa itu warga dari mana dan ternyata yang bersangkutan memang mengontrak di sini selama enam bulan.

“Kamj juga koordinasi dengan RT dulu, karena yang 24 jam yang ada di sini. Setelah kami klarifikasi ke RT dan RW yang bersangkutan memang positif, yang positif itu memang harus dipisahkan dan Pak RT ini mulai mengecek yang harus diisolasi yang mana,” ucapnya.

Nurma menambahkan, pihak RT setempat juga telah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 dan Nakes setempat agar tidak ada pembiaran.

“Setelah menerima laporan harus melakukan tracing dan harus melakukan sejauh mana keluha. Belum sampai pada mendatangi, sudah ada video segala macam padahal tujuan pihak Puskesmas Gumuruh ini untuk tahu mana yang harus diobatin,” pungkasnya. (Faqih Rohman Syafei/BandungKita.id) ***

Editor: Agus SN

Comment